Markus 11:1-11

Saudara,

Berdasarkan kalender gerejawi, hari Minggu besok 10 April 2022 adalah Minggu Palma.

Injil Markus 11:1-11 ini mewartakan Kisah Yesus memasuki Yerusalem dalam minggu Palem. Dengan menunggangi seekor keledaI. (Yesus memilih menunggangi seekor keledai karena Yesus hendak menggenapi apa yang telah dinubuatkan oleh Zakaria (lih. Zak 9: 9), bahwa Mesias itu akan datang memasuki kota Sion (Jerusalem) dengan menungangi seekor keledai. Orang-orang akan mengelu-elukan Dia. Pada waktu itu Yesus disambut layaknya seorang raja dan pahlawan oleh banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, menyebarkan ranting-ranting hijau dan meneriakkan : _“Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!”

Mengapa mereka melakukan demikian? Hal tersebut mereka lakukan bukan hanya karena Yesus sudah begitu populer, dikenal sebagai sosok yang berkuasa dan melakukan berbagai mujizat. Tetapi karena kata ‘Hosana’ sebenarnya berasal dari istilah Ibrani “hosyiana” yang berarti “tolonglah, selamatkan kami sekarang!” Artinya mereka menyambut Yesus dengan harapan besar bahwa Yesus kelak menjadi raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan romawi.

Yang menarik, Yesus datang tidak menunggangi kuda (sebagai lambang kekuasaan, kejayaan), tapi memilih menunggangi keledai (hewan pembawa barang, dikenal sebagai hewan lemah, bodoh). Yesus datang bukan dengan misi politis, menjadi penguasa yang dilayani. Tetapi datang dengan kesederhanaan, semangat melayani dan memberi diri. Ia datang ke Yerusalem dengan pandangan tertuju pada salib, melaksanakan kehendak Bapa-Nya, bersedia menderita dan sengsara karena cinta kasihNya pada manusia. Ia rela melakukannya untuk mendatangkan damai sejahtera dan keselamatan bagi dunia.

Dalam panggilan hidup kita sesehari, bagaimanakah sikap kita ketika berjumpa dengan permasalahan hidup? Apakah kita terbiasa berteriak dan berseru ‘Hosana’, memuji Tuhan, memohon pertolongan Tuhan, atau

justru menghindari salib yang harus kita pikul? Menerima segala yang baik, menghindar dari jalan sulit yang Tuhan ingin untuk kita hadapi? Seperti orang-orang yang berteriak memuji Yesus tapi yang kemudian berseru : “salibkan Dia!”

Memasuki Minggu Paskah ke-6 atau Minggu Palma ini kita menghayati perjalanan sengsara Yesus dan menjadi teladan bagi kita untuk setia kepada Allah dan berani menderita, agar kita dapat menghayati sukacita, kegembiraan, kesuksesan sebagai berkat Tuhan. Demikian juga dikala susah, malang, sakit dan derita tetap merasakan kuasa penyertaan Allah. Sebab dibalik salib, ada keselamatan, damai sejahtera dan kemuliaan yang kelak dinyatakan-Nya.

Tuhan Yesus memBerkati. Amin.

_(BR)_


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *