Bacaan: *Masmur 90: 2b*

_“Bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah”_

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Syalom

Ada wewarah Jawa yang mengajarkan bahwa Tuhan Allah itu Allah yang kekal. Adapun bunyi ajaran tersebut: “Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi” ( yang secara bebas dapat diterje-mahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: “Tuhan itu kekal, tidak dapat dibayangkan seperti apa Tuhan itu, Tuhan adalah asal dari segala sesuatu dan tempat kembalinya segala sesuatu”)

Bahwa Tuhan Allah itu kekal, juga diajarkan dalam Kitab Suci. Seperti dalam bacaan kita, Masmur 90:2b disebutkan: “Bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah”. Bahwa Tuhan Allah itu kekal, dalam ayat tersebut diungkapkan dengan kata-kata “dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, Engkau Allah” Pemasmur juga menyatakan bahwa kekekalan Tuhan itu lamanya melebihi waktu ketika gunung dan bumi itu ada dan diciptakan. ( Mamur 90: 2a).

Kata atau istilah “kekal” artinya ada untuk selamanya, ada dan tidak dapat dibatasi oleh waktu, lestari, abadi, tidak berubah-ubah, selalu ada tanpa batas waktu. Karena itu kalau Tuhan Allah itu disebut “kekal” artinya yaitu bahwa Tuhan Allah itu sudah ada sejak kekal sampai kekal, sejak sebelum dunia diciptakan sampai setelah berakhirnya dunia dan segala sesuatu yang diciptakanNya. Dia ada secara abadi, tanpa batas waktu. Karena itu Tuhan juga menyatakan diriNya dengan sebutan Alfa dan Omega ( Wahyu 1:8, 21: 6b, 22:13). Alfa dan Omega adalah huruf dalam bahasa Yunani, Alfa adalah huruf yang paling awal dan Omega adalah huruf yang paling akhir. Dengan istilah Alfa dan Omega tersebut Tuhan menunjukan bahwa Ia adalah Allah yang kekal, Allah Yang Awal dan Yang Akhir. Bahkan juga dapat diartikan bahwa kekekalan Tuhan itu dimiliki sebelum awal segala sesuatu sampai sesudah berakirnya segala sesuatu. Tuhan Allah tetap ada untuk selama-lamanya.

Ada beberapa hal yang diajarkan di dalam Kitab Suci berkenaan dengan kekekalan Tuhan tersebut, seperti misalnya yang tersebut berikut ini.

Tuhan itu kekal, dalam hal bahwa Dia adalah Raja di atas tahtaNya yang Mahatinggi, yang melakukan pemerintahan dan kekuasaanNya untuk selama-lamanya (Masmur 92: 9, 93: 2, Yermia 10: 10b, Daniel 6: 27b).

Tuhan itu kekal, juga dalam hal kasih setiaNya (Masmur 100:5a, 103:17, 106:1, 107:2, 118:1-4, 136:1)

Ajaran bahwa Tuhan itu kekal mengingatkan akan terbatasnya diri kita manusia. Bagi kita, segala sesuatu ada batasnya, tidak ada yang abadi dan kekal. Kita adalah debu tanah yang akan kembali menjadi debu, umur kita terbatas dan hanya untuk sementara waktu (Kejadian 2:7, 3:19, Pengkotbah 3:1,2, Masmur 90: 5-10). Tidak hanya keberadaan kita yang tidak kekal, tetapi segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini semuanya juga tidak ada yang kekal dan abadi, seperti misalnya harta kekayaan, pangkat jabatan kedudukan, kepandaiaan keahlian, keberhasilan dan kesuksesan usaha kita dan sebagainya. Semuanya itu tidak ada yang kekal dan abadi.

Oleh karena begitu ketidak kekalan dan ketidak abadian kita manusia, lebih lebih di hadapan Tuhan yang kekal abadi bahkan maha kekal, maka sudah semestinyalah kita selalu memuji dan memuliakan Tuhan itu untuk selama-lamanya (Roma 9: 5, Efesus 3:21). Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Tuhan memberkati dan beserta kita sejemaat. Amin

_[PR]_