Bacaan: *Masmur 62: 3.7*

_“Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah”_

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,

Syalom

Ayat bacaan saat ini Masmur 62: 3,7 merupakan kesaksian dan pengakuan pemasmur tentang Tuhan Allah, bahwa Tuhan Allah itu adalah gunung batu dan kota benteng. Di dalam ayat-ayat tersebut pemasmur mengatakan: “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota ben-tengku, aku tidak akan goyah”.

Kalau pemasmur menyebutkan kata “Dialah” yang dimaksud tidak lain yaitu Tuhan Allah. Menurut pengalaman pemasmur hanya Tuhan Allah sajalah Allah yang sungguh-sungguh menjadi gunung batu dan kota benteng dalam kehidupannya. Karena itu pemasmur menyebutkan : “Hanya Dialah”.

Sebutan dan kiasan bahwa Tuhan Allah itu “gunung batu”, menggambarkan peranan dan campur tangan Tuhan dalam melindungi dan menyelamatkan kehidupan bangsa Israel. Pada waktu itu bangsa Israel yang sudah berada di tanah Kanaan, mereka menghadapi ancaman, tantangan dan permusuhan dari bangsa-bangsa lain. Untuk itu tidak sedikit kota-kota dan pemukiman bangsa Israel didirikan di atas bukit dan gunung. Melalui tempat yang tinggi itu bangsa Israel dapat segera mengetahui datangnya ancaman dari bangsa lain, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk melawannya.. Posisi di atas gunung tersebut juga sangat mendukung bangsa Israel di dalam mengalahkan musuh yang datang.

Selanjutnya Tuhan Allah juga disebutkan dengan kiasan “kota benteng”. Di samping kota-kota dan pemukiman bangsa Israel didirikan di atas gunung batu, tidak sedikit juga yang didirikan di dataran. Dalam rangka menjaga keamanan dari ancaman bangsa-bangsa lain yang memusuhi, bangsa Israel membangun tembok dan benteng mengitari kota-kota dan pemukiman terse-but. Benteng keliling tersebut sering juga disebut kubu pertahanan (Masmur 18: 3). Kubu adalah pagar dari kayu atau batang pohon yang hidup yang kemudian dilapisi gundukan tanah dengan tinggi dan lebar tertentu agar kuat untuk untuk menghalangi ancaman bangsa lain.

Kedua istilah tersebut yaitu “gunung batu” dan ‘kota benteng” adalah kata-kata kiasan yang menunjukkan bahwa Tuhan itu adalah pelindung, jaminan keselamatan dan damai sejahtera bagi umatNya. Itulah yang dimaksud oleh pemasmur dengan :”aku tidak akan goyah”. Maksudnya yaitu tidak akan kawatir dan takut, tidak bimbang dan ragu, akan berdiri kokoh dan teguh, serta hidup penuh keselamatan dengan tenteram dan damai sejahtera bahagia karena perlindunganNya.

Hidup di dunia ini tidak mudah. Ancaman dan beban hidup dalam berbagai hal kita hadapi dan kadangkala hal itu bersamaan datangnya baik berkenaan dengan pandemi, sakit penyakit, merosotnya kehidupan sosial, pendidikan, ekonomi dan sebagainya, lebih-lebih karena dampak dan akibat dari perang Rusia-Ukraina. Kadangkala kita menjadi gelisah, kawatir, galau, putus asa menghadapi hal-hal terserbut dan tidak sedikit yang mencari jalan dan cara kita sendiri. Kita kurang dan tidak mau merasa dan mengaku bahwa perlindungan, keselamatan dan limpahan anugerah Tuhan sebenarnya sudah dan selalu lebih banyak dan lebih besar dari segala duka nestapa dan berbagai macam penderitaan dan beban hidup yang kita tanggung selama ini.

Oleh karena itu kesaksian dan pengakuan pemasmur dalam Masmur 62: 3.7 “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah ”hendaknya menjadi kesaksian dan pengakuan kita juga.

Tuhan memberkati dan beserta kita sejemaat. Amin.

_[PR]_