Salam.

Firman Tuhan dalam kitab Amsal 6:6-11, khususnya ayat 8 mengatakan : “ia menyediakn rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen”.

Seorang tukang sol sepatu sedang bekerja dan ditemani secangkir teh manis hangat yang diletakkan di lantai. Karena terlalu fokus pada pekerjaan, ia lupa dengan tehnya. Tanpa disadari, cangkir teh tersebut sudah dirubungi semut. Saat melihatnya, orang tersebut segera memindahkannya ke atas meja. Jauh dari semut- semut itu. Namun semut-semut itu ternyata tidak putus asa. Mereka menempuh perjalanan panjang dari lantai ke atas meja. Perhatian si tukang sol sepatu pun teralih kepada semut-semut tersebut. Ia tertegun, betapa hebatnya semut-semut tersebut.

Dalam melakukan pekerjaan sering kita tidak bertekun. Seandainya saja kita bisa memiliki sedikit saja ketekunan dan kegigihan seperti semut, tidak bersungut-sungut maupun mengeluh dalam menghadapi masalah, bahkan terus berjuang sampai akhir niscaya akan menggapai hasil.

Etos kerja seperti semut itu sudah menjadi teladan sejak dulu. Kita bisa melihat bagaimana Salomo mengingatkan kita untuk belajar dari semut. Rajin, giat, dan gigih. Ayat renungan kita hari ini berkata: “Ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen” (Ams. 6:8).

Kita semua tahu bahwa tidak ada satu pun dari semut-semut itu yang bermalas-malasan dan hanya mengandalkan temannya yang bekerja. Mereka semua rajin bekerja. Begitu juga dengan kita sebagai manusia yang dianugerahi Tuhan lebih sempurna daripada semut, bukankah kita seharusnya lebih rajin dalam bekerja daripada semut?

Terkadang, kita berpikir bahwa berserah pada Tuhan saja sudah cukup dan yakin bahwa Tuhan pasti memberkati kita. Pemikiran semacam itulah yang biasanya membuat kita akhirnya bersantai-santai atau bahkan mundur berusaha dan membuat kita akhirnya gagal dalam pekerjaan kita atau usaha kita. Lebih parahnya lagi, tudak jarang kita malah menyalahkan Tuhan atas kondisi kita. Ya, Tuhan memang berjanji untuk memberkati kita, tetapi perjanjian adalah kesepakatan dua belah pihak, yang artinya kita juga punya kewajiban untuk melakukan bagian kita, yaitu bekerja.

Berserah saja tidak cukup. Berserah bukan berarti tidak bekerja, sebab bekerja adalah salah satu bagian terpenting dalam perjanjian berkat Allah.

“Selamat ber- Akhir Pekan”.

Tuhan Yesus memberkati. Amin.

_(BR)_