Salam.

Ibu, Bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan.

Dalam pergumulan hidup yang berat, pastilah kita mengharapkan pertolongan orang lain terlebih Allah.

Sesungguhnya ada yang bisa kita kerjakan saat menantikan pertolongan dan perlindungan TUHAN:

*Pertama, percaya dan berani bergumul bersama TUHAN.*

Bagaimana caranya bergumul dengan TUHAN? Apakah dengan doa dan puasa?”

TUHAN menginginkan kualitas pergumulan dan perjumpaan yg mendalam dalam hidup kita. Contoh Daud. Dalam kesesakannya dia berseru: “berapa lama lagi TUHAN, Kau lupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajahMu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? Pandanglah kiranya, jawablah aku ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati (Maz 13:2-4).

Ungkapan Daud ini bukan semata permintaan untuk lepas dari persoalan, tetapi lebih pada takaran untuk bersiap dalam memasuki pergumulan bersama dengan TUHAN),  seperti:

dalam penderitaan pertama tama yang kita minta adalah janganlah sampai ditinggalkan TUHAN.

Selanjutnya mengakui secara jujur semua kekuatiran dan kesedihan yang saat ini sedang kita hadapi.

Dan pada akhirnya mohon kasih karunia  TUHAN dan belaskasihan TUHAN.

Itulah kualitas pergumulan iman yang justru akan mendekatkan kita dengan TUHAN, tanpa mendekte bentuk bentuk jawaban yang kita suka.

*Kedua, tetap bertahan dan berkarya*

Tidak jarang jawaban TUHAN itu terasa begitu lama datangnya. Bayangkan kepada bangsa Israel yang mengharapkan jawaban segera, TUHAN malah berkata: “Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” (Yer 29:10).

70 tahun itu bukan waktu yg singkat. Itu sama dengan satu generasi! Artinya sampai umat mati dan berganti generasi, barulah TUHAN menjawab. Ini tentu tidak mudah untuk diterima. Kita maunya hari ini meminta, hari ini pula kita menerima…

Menunggu jawaban doa adalah hal yang paling tidak suka. Padahal dalam menunggu itulah seringkali menjadi momen yang sangat baik bagi kita untuk koreksi diri dan bahkan masuk dalam proses pematangan Tuhan untuk menjalani hidup bertahan berkarya sebagaimana yang Tuhan percayakan.

Atas semua derita yang kita alami, biarlah kita tetap berseru seperti Daud:

_”Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu!”_ (Maz. 3:9)

Tuhan Yesus memBerkati. Amin.

_(BR)_